Sudah menjadi suatu kebiasaan, setiap bulan puasa sekolah ngadain Bazaar Ramadhan. Dan juga sudah seperti jadi tradisi, ada Ramadhan pasti ada petasan ,mercon, dam kroni-kroninya. Begitu juga di area bazar, selalu diramekan dengan jeritan mercon dan ledakan anak-anak (eh sorry susunannya kebalik). Hari terakhir Bazar kali itu kebetulan bertepatan dengan dengan malam tahun baru, tahun baru 2000 sebagai gerbang milenium baru, 31 Desember 1999, lokasi bazar kita yang di lorong depan kelas 2-3 merupakan salah satu tempat strategis untuk lemparan petasna dari oknum-oknum kelas lain. Karena sering mendapat serangan, rupanya jiwa pejuang temen kita, Hermawan "KurO" Witanto (16 Th) mulai bangkit dengan semangat 45 dia kepingin ngebales serangan-serangan itu dengan menyalakan beberapa petasan. Tapi nasib kurang baik rupanya menimpa teman kita yang satu ini, setelah hulu ledak petasan diaktifkan, tapi sebelum sempat dilontarkan si petasan keburu meledak dan dooorrrrrrrrrrr..........., tangan pejuang kitapun jadi sasarannya. Ia langsung diam kaku, dibalik asap putih yang menyelimutinya samar-samar terlihat asap tipis keluar dari telinga dan hidungnya (pokoknya dijamin lucu dech kalo' dilihatin). Kitapun segera menolongnya mencari obat merah dan pembalut (pembalut khusus luka lo). Setelah acara bazar selesai kita ikut nganterin HW pulang ke Bandung, karena dianya nggak bisa pulang sendiri dengan bebek supranya. Lantas motor dia itu dibawa ke Bandung oleh Najib ama Vebby, sedangkan Kuro ikut kita (aku dan Anton) naik panther si Anton. Cuaca yang kurang baik pun mengiringi kita ke Bandung, hujan deras , mulai mengguyur dari Campur Darat. Tapi walaupun demikian, semangat kita tetap kuat ngebantu si Kuro. Sampai di rumah Kuro sekitar pukul setengah sebelas malam, di sana kita disuguhin aneka hidangan mulai dari Colaq, Esdawet, sampai Bh Kurma. Pulangnya kita (Vebby, Anang, Anton dan aku) satu kendaraan. Karena AC mobil mati maka kaca depan cepat jadi buram kena guyuran air hujan, sehingga sulit melihat depan. Dan Byurrrrrrrrr....... keadaan tiba-tiba gelap, nggak tahunya si panther nerjang genangan lumpur di depan kuburan Campurdarat, tapi endingnya kita selamat juga.
Cerita Selanjutnya